Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mencegah Mata Minus pada Anak

Mata minus atau rabun jauh secara medis dikenal dengan istilah miopia. Rabun jauh adalah gangguan penglihatan yang membuat penderitanya tidak bisa melihat dengan baik obyek benda yang jauh, namun masih baik untuk melihat obyek yang dekat seperti dilakukan untuk membaca.

Memang rabun jauh bisa disebabkan oleh faktor genetika. Tapi kebiasaan yang jelek bisa juga membuat seseorang terkena miopia ini. Seperti kebiasaan menonton televisi dalam jarak yang dekat atau membaca dengan pencahayaan kurang bisa menjadi pemicu si kecil mengalami mata minus.

Masalah penglihatan seperti ini lebih umum dialami oleh para remaja dan anak-anak. Faktornya adalah masalah genetika dan pola hidup yang buruk.

Kebiasaan Tidak Sehat


Pada faktor genetik, bisa terjadi ketika orangtuanya yang dulu terkena miopia dan pada akhirnya menurun ke anak-anaknya. Juga termasuk pola hidup, anak selalu menghadap komputer berjam-jam, sering membaca di tempat kurang cahaya dan sambil tiduran.

Sebenarnya ketika anak usia dini, refraksi miopia ini sudah bisa diketahui. Orangtua setidaknya dalam beberapa bulan bisa mengamati anaknya.
Misalkan saja, kenapa sia anak kok melihat tv terlalu dekat atau kenapa si anak kok menyipitkan mata ketika melihat benda yang agak jauh dari pandangan.





Orangtua harus bisa tanggap untuk mencegah anak terkena rabun jauh. Tapi kalau tanda-tanda itu sudah muncul, yang perlu dilakukan oleh orangtua adalah secepatnya memeriksakan kondisi matanya sejak dini. Sebab belum tentu kedua matanya sama-sama terkena miopia tersebut.

Ketahui Gejalanya


Untuk tahap berikutnya, ketika anak memasuki bangku sekolah, akan diketahui penyebab jelas dari gangguan matanya. Jenis refraksi apakah yang diderita oleh anak.

Jika penyebabnya rabun jauh, maka gejala yang terlihat adalah anak tidak fokus membaca di papan ketika proses belajar di ruang kelas.




Tapi jika rabun dekat, maka ia hanya mampu melihat yang jauh saja. Namun masalahnya yang sering muncul adalah anak tidak mengetahui bahwa ada gangguan yang dirasakannya.

Nah, pada tahap seperti ini, orangtua bisa mengamati ketika anaknya sedang belajar.

1. Perlu ditanya tempat duduk anak di sekolah.

Maksudnya adalah apakah dia bisa melihat tulisan di papan tulis dengan jelas atau tidak.

2. Orangtua bisa mengamati anaknya saat membaca dan menonton televisi.

Kalau anak terkena miopia, dia selalu melihat TV dengan jarak dekat. Kemudian membaca sangat dekat. Anak akan mengeluh karena merasa yang dilihatnya buram.

Gangguan penglihatan seperti ini jumlahnya di Indonesia yang paling tinggi di derita anak-anak. Dan gangguan penglihatan seperti ini tidak bisa disembuhkan.

Namun bisa diatasi dengan bantuan kacamata dan memeriksakan mata secara berkala untuk mengetahui tambah tidaknya minus di matanya.

Posting Komentar untuk "Mencegah Mata Minus pada Anak"