Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Mitos Kanker yang Harus Diketahui

Ketahuilah bahwa deteksi dini adalah salah satu cara yang terbaik untuk mencegah suatu penyakit memasuki stadium lebih lanjut, termasuk juga kanker yang rentan terjadi pada wanita yaitu kanker paudara dan kanker serviks atau leher rahim.

Sanfat rendahnya kesadaran, pengetahuan, dan pengertian akan kanker disebabkan oleh sesuatu yang abstrak. Oleh karenanya, Kementerian Kesehatan Indonesia harus bekerjasama dengan pihak UKS di sekolah-sekolah supaya anak-anak bisa tahu bahwa kanker adalah suatu penyakit yang bisa dideteksi, dirasakan dan bisa disembuhkan.




Kanker Bisa Disembuhkan

Upaya dari kementerian Kesehatan, selain dengan membentuk komite nasional, juga memberikan perawatan pliatif dimana mereka yang sudah hidup dengan kanker bisa diobati walaupun proses pengobatan kanker juga cukup membutuhkan perjuangan karena rasa sakit yang dialami misalnya usai kemoterapi.

Pada intinya supaya terhindar dari penyakit kanker dan penyakit tidak menular lainnya, cukup cek kesehatan secara rutin dan teratur karena penyakit yang tidak menular seperti kanker, hampir tidak menunjukkan gejala.

Selain dengan organisasi profesi, Kementerian Kesehatan jua bermitra dengan para survivor kanker. Mereka juga bisa menjadi juru bicara yang jelas dalam artian bisa menjadi contoh nyata bahwa meskipun terkena kanker, kalau bisa menjalani pengobatan dengan baik, kanker itu bisa disembuhkan.





4 Mitos Kanker yang Harus Diketahui

1. Kanker Tidak Memiliki Tanda dan Gejala.

Meskipun kanker tidak timbul dengan cepat, namun penyakit ini jelas memiliki gejala. Gejala ini bisa sangat awal diketahui penderitanya bila rutin melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan ini sekaligus tindak awal mencegah dan mengelola kanker.

Gejala tiap kanker bersifat khas dan hampir ada pada semua jenisnya. Penderita bisa mengetahui bila rutin dan teliti memperhatikan tubuhnya. Dengan melalui deteksi ini, masyarakat bisa tahu gejala awal kanker sedini mungkin.

2. Tak Perlu Membicarakan Kanker.

Sebagian besar masyarakat masih beranggapan bahwa penyakit kanker adalah hal yang tabu. Anggapan tersebut menyebabkan penderita kanker masih mengalami diskriminasi dan stigma yang sangat merugikan. Mitos ini jelas menghambat berbagai upaya pencegahan kanker, karena tidak pernah dibicarakan secara tuntas.

Tanpa adanya kemauan berbicara dan keterbukaan, maka upaya pencegahan, deteksi dini, dan penyebaran informasi sulit dilakukan. Masyarakat tidak boleh lagi percaya mitos, sehingga bisa mencegah dan mengelola kanker dengan tepat.

3. Tak Ada yang Bisa Dilakukan.

Mitos ini biasa menghinggapi penderita kanker maupun masyarakat umum. Anggapan kanker adalah penyakit yang menakutkan telah menimbulkan rasa menyerah dan pasrah. Akibatnya tidak timbul upaya maksimal untuk mencegah dan mengelola kanker.




Hal tersebut tentu saja tidak benar. Kita dapat mencegah dan mengelola kanker dari level individu, komunitas dan pembuat kebijakan. Dengan upaya maksimal, kanker tentu bisa ditangani dengan baik, terutama kanker serviks, payudara dan nasofaring yang memiliki penderita terbanyak.

4. Tak Punya Hak Dalam Pengobatan Kanker.

Mitos ini timbul karena rasa menyerah menghadapi kanker. Akibatnya adalah timbul rasa pasrah dan tidak memaksimalkan upaya pengobatan. Padahal upaya pengobatan harus dilakukan semaksimal mungkin untuk kesehatan pasien. Tentunya dengan pengobatan yang tepat dan dilakukan oleh ahlinya.

Setiap orang berhak dan sejajar dalam upaya pengobatan kanker. Upaya maksimal tentu berdampak positif bagi penderita kanker. Penderita tidak boleh jatuh pada janji-janji sembarang pengobatan yang belum terbukti kualitas dan efek sampingnya.

Itulah keempat mitos yang harus dibasmi dalam diri setiap orang.

Semoga bermanfaat...