Makanan Rendah Nutrisi Namun Digemari

Ketika melihat anak di depan rumah, sangat enjoy sekali memakan krupuk, kriuk....kriuk....
Dan tak terasa terlihat sudah ada tiga kerupuk yang disantapnya. Padahal dia adalah anak kecil yang sedang bermain bersama teman-temannya sambil menenteng kerupuk di plastik.

Memang kerupuk sangat disukai oleh anak-anak yang sudah memiliki gigi maupun orang dewasa sebagai pendamping makan nasi. Rasa renyah dan cita rasa yang gurih dalam kerupuk, sangat mengundang selera untuk mengonsumsinya.

Pewarna dan MSG

Padahal sebenarnya kerupuk itu sendiri belum tentu bagus dikonsumsi oleh anak-anak. Kerupuk terbuat dari adonan tepung terigu, tepung beras, tepung sagu, yang mengandung karbohidrat.

Berbagai jenis kerupuk juga memiliki bahan campuran lain, serta ditambahkan garam dan penguat rasa seperti MSG. Kerupuk yang umumnya terbuat dari sagu dan ditambahkan penyedap rasa juga mengandung zat pewarna yang belum tentu aman bagi kesehatan.

Sudah menjadi rahasia umum, biasanya terdapat tambahan pewarna tekstil (rhodamine B) dalam kerupuk murah buatan rumahan, sebagaimana ditambahkan dalam saus tomat, sirup dan limun murah produksi rumahan.

Untuk itu, perlu kiranya untuk waspada, karena pewarna tersebut tidak aman untuk tubuh manusia.

Tinggi Garam

Biasanya,dalam pengolahannya, kerupuk akanj digoreng. Tentu saja hal itu akan menambahkan minyak ke dalam kerupuk, sehingga kerupuk memiliki kandungan lemak yang tinggi.





Kerupuk juga memiliki kandungan MSG yang tinggi, terutama kerupuk kulit yang dikemas sebagai camilan. Padahal penggunaan MSG dalam jumlah yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Tidak hanya itu saja, kerupuk biasanya sngat tinggi garam dan rendah nutrisi. Perlu diketahui bahwa untuk anak-anak hanya memerlukan garam sangat kecil yaitu kurang dari 0,4 gram sodium dalam sehari.

Ditambah lagi, ginjal anak tidak bisa dengan mudah mengatasi kelebihan sodium yang diberikan.