Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyebab Kematian Secara Tiba-tiba seperti Camara

Meninggalnya pemain asing asal Pelita Bandung Raya Sekou Camara menambah deret panjang pada daftar pemain sepak bola yang meninggal secara tiba-tiba di atas lapangan hijau.


Salah satu penyebab seseorang meninggal secara mendadak tanpa ada keluhan apapun adalah kemungkinan akibat serangan jantung koroner.

Menurut Prof DR Dr Rochmad Romdoni SpPD SpJP(K), jantung koroner atau Coronary artery disease merupakan penyakit mematikan ketiga. Seseorang yang mengalami serangan jantung koroner hanya bisa merasakan keluhannya saat serangan itu tiba-tiba muncul.

Tanda-tanda yang dirasakan biasanya sesak dan sakit di dada. Sakit yang dirasakan itu merupakan puncak dari penyakit jantung koroner.

"Penyakit ini biasanya tidak terdeteksi, terjadinya juga tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, seseorang yang mendapat serangan jantung bisa langsung meninggal," ujarnya.

Seseorang yang berpotensi terserang jantung koroner karena memiliki risk factors. Diantaranya yaitu hipertensi (tekanan darah tinggi), Diabetes (kencing manis), Kolesterol tinggi, Obesitas, Perokok dan Genetik. Serangan ini terjadi karena ada penyumbatan pembuluh darah pada jantung yang mengakibatkan aliran darah di dalam jantung tidak lancar dan pasokan darah yang dipompa pun berkurang.

Romdoni menjelaskan biasanya orang yang memiliki resiko tersebut sangat rawan mengalami serangan jantung. Pasalnya asupan makananyang masuk dalam tubuh yang tidak terkontrol akan menyebabkan penyakit-penyakit tersebut bertambah parah, sehingga berisisko terjadi komplikasi pada jantung.

Misalnya seseorang yang menderita kolesterol, maka makanannya harus dijaga. Carannya yaitu dengan mengurangi makanan berlemak, karena terlalau banyak lemak dalam tubuh mengakibatkan terjadi penumpukan lemak pada aliran darah. Tumpukan lemak tersebut bisa menyumbat pembuluh darah.

Begitu pula dengan penderita diabetes dan hipertensi, makanan yang dikonsumsi harus terkontrol. Bila diabetes harus mengurangi kadar gula, sedangkan hipertensi harus mengurangi makanan berlemak, begitu pula dengan obesitas. Merokok yang berlebihan mampu memicu pembekuan darah dan membangun lemak dalam tekanan darah. sedangkan faktor genetik yaitu lebih diakibatkan bawaan sejak bayi.

Selain beberapa faktor risiko tersebut menurut Romdoni, kelelahan juga bisa memicu serangan jantung, karena setelah berolahraga detak jantung bisa melebihi detak jantung normal, sehingga menuntut lebih banyak pasokan darah yang dipompa. Tapi apabila seseorang mengalami penyempitan penbuluh darah, maka darah yang mengalir tidak maksimal sehingga berisiko serangan jantung.


Selain itu menurut Romdoni berolahraga saat malam hari sebenarnya kurang baik. Sebab pada malam hari kadar oksigen di udara lebih sedikit dibanding saat pagi atau siang hari. Padahal saat berolahraga tubuh seseorang sangat membutuhkan kadar oksigen yang cukup banyak. Karena oksigen mampu menjaga kestabilan dalam memompa darah keseluruh tubuh.

Satu-satunya cara untuk mencegah terjadinya serangan jantung adalah menjaga kesehatan tubuh agar tidak memiliki faktor-faktor risiko tersebut. Yaitu dengan menjaga pola makan, sebab sekitar 40 persen pemicu resiko serangan jantung adalah makanan. Pilihlah makanan yang tidak mengandung banyak lemak, seperti kulit ayam, susu, daging dan makanan manis. "ini bisa berlaku bagi para atlet,"

Selain itu jagalah kodisi tubuh agar tidak terlalu terforsir, sehingga menyebabkan kelelahan yang bisa berakibat fatal bagi jantung. Kemudian karena penyakit jantung koroner tidak bisa terdeteksi, maka seseorang harus rajin melakukan check up ke dokter dan melakukan pemeriksaan CT Scan koroner, yaitu memeriksa kondisi pembuluh arteri tubuh. "Namun yang terpenting adalah menjaga gaya hidup sehari-hari," ujarnya.

sumber:
jawapos.

2 komentar untuk "Penyebab Kematian Secara Tiba-tiba seperti Camara"

  1. kok photonya bukan korban yg sedang mengalami sakit jantung mas? hehe ^_^

    BalasHapus
  2. Wah ternyata bahaya ya mas, karena tidak terdeteksi sebbelumya, buat yang hipetensi, diabet dan para perokok dan juga yg obesitas harus berhati-hati sepertinya

    BalasHapus